Kenapa?
Karena menulis novel itu susah-susah gampang. Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang bagus dan menarik, kita harus mengetahui celah dan formulanya. Jangan sampai pembaca bosan dengan novel kita. 

Kesalahan yang umum terjadi dalam menulis novel yang harus penulis hindari adalah:
  1. Menunggu inspirasi untuk menulis
Menunda menulis karena menunggu inspirasi merupakan salah satu kesalahan yang kerap dilakukan penulis. Penulis tidak dapat menulis apapun tanpa adanya inspirasi, oleh karena itu janganlah menunggu insiparsi tersebut datang, tapi cari dan kejarlah inspirasi terrsebut. Menunggu inspirasi datang akan membuat penulis menunggu selama berhari-hari atau mungkin berbulan-bulan tanpa ada hal yang dilakukan.
Penulis dapat menentukan kuota dalam menulis novel, bukan hanya kuota banyaknya buku yang harus diterbutkan, namun banyaknya kata yang harus ditulis dalam satu hari. Pada hari berikutnya penulis dapat memeriksa tulisan hari sebelumnya dan melakukan perbaikan serta mencari inspirasi lagi untuk ide cerita selanjutnya.
Cobalah untuk berkeliling di sekitar kompleks rumah atau mengunjungi tempat-tempat baru untuk mendapatkan inspirasi. Penulis-penulis novel terkenal selalu melakukan banyak penelitian dan banyak kunjungan untuk mengejar inspirasi dari tulisan yang ingin dibuat. Penulis juga dapat menemui orang-orang baru dan berbagi cerita.
Cerita-cerita dari orang-orang baru dapat menjadi ide cerita yang menarik yang mungkin belum pernah ditemui sebelumnya oleh penulis. Proses seperti ini akan lebih mempermudah proses pengerjaan sebuah novel karena pengerjaan dilakukan secara bertahap dan tanpa disadari penulis sudah menyelesaikan sebuah novel dalam proses satu waktu yang dilewati.
  1. Salah Menuturkan Konflik
Konflik merupakan inti dari cerita yang akan dibahas. Penulis harus menggambarkan dengan jelas konflik yang akan dihadapi oleh karakter utama dan karakter-karakter lainnya. Konflik di dalam novel terdiri dari beberapa klimaks yang pada akhirnya akan menghadirkan inti atau puncak dari konfilik yang dihadapi. Sebuah novel yang panjang tanpa konflik akan membuat pembaca bosan dan cerita tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Novel mengutamakan konflik yang akan dihadapi oleh karakter, bukan konsep cerita yang bagus semata. Sebagus apapun konsep cerita tanpa adanya konflik akan membuat ceirta menjadi hacur, terasa datar dan tidak ada inti cerita yang akan didaptkan oleh pembaca. Konflik pada novel ibarat nyawa bagi cerita tersebut. Gambarkan konflik layaknya tangga yang menanjak dari bawah hingga ke konflik tertinggi. Konflik dibuat seperti bayi yang tumbuh dari kecil dengan konflik yang mudah hingga dewasa yang akan menghadapi puncak konflik di dalam cerita.
  1. Awal Dan Akhir Cerita Yang Tidak Menarik
Paragraf pertama adalah bagian novel merupakan penarik pembaca untuk membca novel hingga ke bagian-bagian berikutnya. Bagian awal novel harus dibuat semenarik mungkin dengan menggambarkan konflik yang akan dihadapi oleh karakter yang akan dijabarkan dengan lebih jelad di bagian-bagian berikutnya. Awal cerita harus dibuat sesempurna mungkin guna mengundang rasa penasaran dan berdecak kagum pada pembaca.
Selain awal cerita, bagian akhir atau ending cerita juga harus dibuat semenarik mungkin. Pastikan ending dibuat sesuai dengan novel yang ditulis. Misalnya novel perjuangan yang berakhir bahagia namun tetap bersambung ke seri berikutnya atau novel horor yang sibuat dengan akhir yang menegangkan.
Pemilihan ending yang salah sakan membuat cerita menjadi tidak menarik. Konflik yang sudah dijabarkan dari awal namun pada akhirnya karakter tidak dapat menghadapi konflik sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi saat karakter menyelesaikan konflik dengan bantuan dari orang lain tanpa adanya perjuangan.
  1. Tidak Adanya Perjuangan Dari Karakter
Membaca novel pada dasaranya adalah pembaca belajar dari tokoh cerita dari cara tokoh tersebut belajar tentang dirinya sendiri dalam menghadapi konflik yang terjadi. Jika karakter tidak mampu menyelesaikan konflik yang dihadapi maka pembaca merasa tidak ada hal yang menarik dari buku tersebut.
Hal ini dapat terjadi jika karakter menghadapi kejadian atau karakter lain yang serta merta menyelamatkan tokoh utama dari cerita tersbut. Maslaah utama atau konflik di dalam cerita harus diselesaikan oleh karakter utama, boleh dibantu oleh karakter lainnya, namun penyelesaian dari konflik tetap harus dilakukan karakter utama.
  1. Dialog Yang Bertele-Tele
Dialog merupakan bagian penting dari sebuah novel. Selain kalimat narasi ataupun deskripsi, dialog menjad bagian cara penulis dalam menggambarkan interaksi anatar karakter dalam menghadapi konflik. Namun, jangan membuat dialog-dialog yang tidak penting yang hanya akan memperpanjang cerita tanpa ada maksud dan tujuannya.
Hindari dialog yang tidak berguna bagi penyelesaian konflik karena akan membuat cerita diam di tempat. Dialog yang tidak mendukung isi cerita juga akan terlihat garing dan membuat jalan cerita jadi tidak nyambung.
  1. Penulisan Yang Tidak Sesuai Tata Bahasa
Walaupun tidak menggunakan penulisan yang baku, penulisan dengan tata bahasa Indonesia tetap diperlukan. Bahasa Indonesia memang sulit, oleh karena itu penulis harus benar-benar belajar dan memahami kaidah bahasa indonesia yang benar saat sebelum dan ketika menulis novel bahasa indonesia.
Setiap kalimat yang ditulis harus mengandung subjek, predikat,  objek, dan keterangan. Selain itu penggunaan kalimat aktif dan pasif serta tata bahasa lainnya haruslah dipahami dengan baik. Penggunaan tata bahasa Indonesia yang salah akan membuat cerita di novel sulit untuk dimengerti dan akan membingungkan pembaca.
  1. Salah Peletakan Tanda Baca
Tanda baca merupakan bagian dari tata bahasa indonesia yang baik dan benar. Kesalahan peletakan tanda baca dapat membuat tulisan menjadi kacau. Penulis yang salah meletakan tanda baca ibarat menyetir secara ugal-ugalan tanpa memperhatikan kapan harus berhenti dan kapan harus berbelok.
Tanda baca akan sangat memperngaruhi emosi pembaca saat membaca novel. Misalnya penggunaan tanda baca seru (!) yang berarti teriakan atau larangan atau tanda tanya (?) yang berarti kalimat yang dibuat untuk menanyakan sesuatu. Jika salah atau lupa meletakan tanda baca, maka pembaca akan salah mengartikan kalimat yang dituliskan oleh penulis. Jalan cerita juga sulit untuk dipahami dengan salah peletakan tanda baca.
  1. Tidak Ada Setting Cerita
Novel yang terlalu banyak menghadirkan dialog akan meluapakan setting cerita. Setting cerita sangat penting untuk menggambarkan suasana tempat karakter berada saat menghadapi sebuah konflik. Penulis harus menggambarkan setting dengan baik agar pembaca dapat berimajinasi membayangkan setting yang digunakan.
Setting juga akan menambah kisah menjadi semakin menarik karena setting dapat mempengaruhi plot cerita yang dikisahkan di dalam sebuah novel. Setting di dalam sebuah novel dapat terdiri dari beberapa tempat yang berbeda.
Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk menulis novel ialah novel tersebut dapat membuka wawasan pembaca. Jangan sampai novel yang dibuah masuk kategori junk-book yang hanya mempedulikan kuantitas tanpa kualitas novel tersebut.
Walapun cerita yang disajikan merupakan cerita fiksi yang bisa jadi hanyalah khayalan dari penulis, namun tetap harus ada pelajaran yang dapat diambil oleh pembaca dengan membaca novel tersebut. Penulis harus memberikan kesan terbaik dari novel yang diciptakannya kepada pembaca. Cerita novel yang menarik akan membuat pembaca terus mengingat novel tersebut.
Sumber : Kelas Menulis Online