Follow

Selasa, 14 November 2017

Grey - Karya Marina Alexandra


Tuhan, apa aku salah mencintai Jojo?
Dia laki-laki baik dan perhatian sekali padaku.
Kenapa aku dan dia tak bisa bersatu?
Aku tahu cinta tak harus memiliki.
Tapi, aku ingin sekali bisa berbicara dengannya walau hanya sebentar.

*

Di kampus tempat kuliah Jojo.

"Hei, Jojo. Kamu udah selesai skripsinya?" tanya Rossa, saat mendapati Jojo berjalan di koridor.

"Udah nih! Kamu sendiri udah?"

"Udah lah! Rossa gitu loh." jawab Rossa, membuat Jojo tertawa.

Rossa adalah teman dekat Jojo, sahabat dari SMA. Namun mereka tidak pacaran hanya sekedar teman tapi mesra saja.

Kedekatan Rossa dan Jojo, benar-benar membuat Grey cemburu.
Grey yang dari tadi di dekat Jojo, hanya bisa menahan kesal mendengar percakapan mesra mereka.

"Baiklah aku pulang dulu ya!" Ucap Jojo pamit kepada Rossa.

"Oke, sampai ketemu besok!"

Mereka akhirnya berpisah dan hal ini sungguh membuat Grey senang.

'Jojo, aku ingin sekali bisa bicara sebentar denganmu walau harus dengan berbagai cara.' Batin Grey hampir putus asa.

*

"Paman, tolong Grey paman. Grey mencintai laki-laki itu dan Grey ingin sekali bisa berbicara dan mengobrol dengannya. Apa yang harus Grey lakukan, paman?"

Grey menemui pamannya di sebuah terowongan kecil. Pamannya yang adalah kepala suku di tempat tersebut, bingung dan berusaha berfikir.

"Tidak bisa, Grey. Ini mustahil. Aku tak bisa memenuhi permintaanmu." ucap paman Grey menyesal.

"Ayolah paman. Apa saja, apapun itu!" ucapnya menyakinkan pamannya.

Paman Grey tertegun dengan ambisi Grey.

"Apa kamu mau merelakan nyawa kamu untuknya?"

Pertanyaan paman, membuat Grey tercengang.

"Maksud paman?"

"Iya, kamu bisa bertemu dengannya tapi di tukar dengan nyawamu. Waktu kamu hanya satu jam untuk bertahan. Jika kamu menyetujuinya, paman akan berikan ramuannya."

Grey bergidik. Apa yang harus dia lakukan?
Grey ingin sekali bisa bertemu dengannya dalam wujud manusia dan menyatakan cinta yang ia pendam selama satu tahun ini kepada Jojo.
Tapi apa harus mempertaruhkan nyawanya?
Apa ini yang dinamakan pengorbanan cinta?

"Baiklah, paman. Asal aku bisa bertemu dengannya!" ucap Grey akhirnya.

"Kamu yakin?" Paman Grey mengerutkan keningnya tak percaya.

Grey mengangguk yakin. Akhirnya, mau tak mau paman Grey memberikan minuman ramuan tersebut kepada Grey. Dan ramuan itu bisa langsung di gunakan malam ini.
Grey langsung berterima kasih kepada pamannya, dan segera lari menuju rumah Jojo atau lebih tepatnya kandang Grey.

*

Pukul 23.00 wib.
Di kamar Jojo.

"Grey, kamu dimana? Kok tidak ada?" Jojo kelimpungan mendapati hewan kesayangannya tidak ada di dalam kandang.

Tiba-tiba dari belakang, muncullah sosok wanita cantik berdiri di depan pintu kamar Jojo.
Ya, itu memang sosok Grey yang sudah meminum ramuan tersebut.

Jojo kaget dan panik saat melihat apa yang ada di hadapannya sekarang.
Gadis yang sangat cantik, dengan rambut pirang bergelombang dan menggunakan dress hitam yang elegan.

"Si...siapa kamu?" tanya Jojo mundur kebelakang, sedikit takut.

"Tenang Jojo Ferdinand. Aku adalah penggemarmu." ucap Grey santai sambil tersenyum. Senyum yang manis.

"Da...darimana kamu bisa tau nama panjangku? Dan kamu masuk lewat mana?" tanya Jojo lagi penasaran.

"Tidak penting aku dari mana dan siapa. Duduklah aku tidak akan melukaimu!"

Dengan ragu-ragu, Jojo pun menuruti ucapan gadis tersebut. Mereka pun duduk bersebelah di atas kasur. Namun Jojo tetap mengawasi gerak-gerik gadis itu.

"Perkenalkan aku adalah Grey!"
Grey mengulurkan tanganya.

"Grey? Seperti nama hamster peliharaanku?" tanya Jojo

"Aku memang hewan peliharaanmu, Jo." Grey tersenyum.

Jojo mangap, kemudian di lanjutkan dengan tawa gelinya.

"Hahaha, kamu gila ya. Mana ada gadis secantik kamu ini hewan? Itu hanya di dongeng." ucap Jojo masih tertawa.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Aku tidak punya waktu banyak. Aku hanya ingin mengatakan ini sejak dulu. Aku mencintaimu, Jojo. Sejak pertama kali kau menolongku di pinggir jalan saat aku kehujanan. Dan kau akhirnya memeliharaku di rumahmu. Kau bersihkan tubuhku yang kotor, dan memberiku makan saat perutku lapar. Kau begitu perhatian dan sayang padaku selama ini. Kau ingat tahi lalat di pipiku ini? Inilah tahi lalat Grey hamstermu."

Jojo menatap wajah Grey, memang itu tahi lalat yang ada di Grey peliharaannya.
Semua yang di bicarakan Grey yang ada di hadapannya ini, memang apa yang dia lakukan pada Grey-nya.

Jojo masih terbengong, apa yang dia lihat ini tak nyata. Tapi ini kenyataan. Hingga akhirnya waktu terus berlalu hingga pukul dua belas.

Ting! Tong!
Jam pukul dua belas berbunyi. Grey ingat kata pamannya bahwa ia hanya bisa bertahan satu jam saja. Tanpa terasa air mata Grey pun menetes.

"Kamu kenapa menangis?" tanya Jojo heran.

Sambil menitikkan air mata, Grey tetap tersenyum.

"Ini adalah waktu terakhirku, Jo. Terima kasih untuk semua kasih sayangmu selama ini sama aku. Aku benar-benar bersyukur bisa bertemu dan mengobrol sampai puas satu jam ini sama kamu."

Tiba-tiba, Grey yang sosok gadis cantik itu mengeluarkan cahaya yang begitu terang sampai membuat mata Jojo silau.

Sosok gadis itu pun kini berubah jadi hamster yang kaku dan tak berdaya.
Jojo yang melihat kejadian ini sungguh bingung tak percaya.

"Grey? Benarkah itu kamu, Grey?" Jojo mengangkat badan Grey yang sudah tak bernyawa.

"Astaga! Ini memang nyata, kenapa kamu diam saja? Hei, ayo bangun, Grey?" ucap Jojo menggoyangkan badan Grey.

Namun, Grey tak akan pernah bisa hidup lagi. Dan Jojo pun tak akan pernah tau alasan kenapa Grey mati.
Mungkin ini lah yang dinamakan pengorbanan cinta sejati yang sebenarnya.
Walau hanya dari seekor hamster.

- Selesai -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar