Follow

Rabu, 15 November 2017

Skull Awaits & Dreamcatcher in Finding the Soul - Karya Lindsay 'Lov & R.A Edelbrand

Once Upon A time In Nowhereland, ketika para hantu juga mampu merasakan kegalauan karena terlalu lama menjomblo, nun di sudut kelamnya malam, berdirilah sebuah kerajaan hantu Kerangka yang aman, damai, dan sejahtera. Namun ketenangan itu terusik ketika Skull Awaits, putri semata wayang sang Raja mulai galau dan uring-uringan.

"Apa? Kau bilang kau ingin apa?" tanya Skeleton Awaits, The King of Kerangka, terkejut. Rahangnya sontak lepas dan terjatuh ke lantai. Gigi-giginya berhamburan tak tentu arah, menggelinding masuk ke kolong singgasananya. Para pengawal yang terdiri dari Garda Tengkorak, dengan sigap terbang dan berpencar memunguti satu persatu gigi raja mereka. Menyusunnya dengan rapi di rahang, kemudian mempersembahkannya kembali ke raja. King Skeleton memasang rahangnya kembali, lalu menggerak-gerakkan mulutnya hingga mengeluarkan suara berderak-derak. “Babe gak setuju!”

“Kok Babe gak setuju? Babe pingin liat aku jomblo ampe mati?”
“Nak, sadarlah. Kita ini memang sudah mati sejak ribuan tahun yang lalu. Liat aja kita sudah tinggal tulang belulang. Dan sudah takdir kita menjadi jomblo selama-lamanya.”

“Babe jahat! Kalo Babe gak ngizinin aku hidup lagi, aku akan bunuh diri dengan melompat ke dalam blender!”

Skeleton langsung berdiri. “Jangan lakukan itu, anakku! Baiklah. Apa yang kau inginkan tadi? Kau ingin rebonding? Manicure? Pedicure?”

“Hadeh, Babe! O’on kok dipelihara?” gerutu Skull ngambek. “Aku ingin The Soul, Be. Besok The Soul muncul dan aku ingin memakainya.”

“Huh! Jadi kau masih mencintai si Mumi Ompong itu, ya?”

“Edelbrand gak akan ompong kalo saja Babe gak menimpuk mukanya pake tulang bokong Babe.”

Skeleton kesal. Tapi dia tak ingin melihat Skull kecewa. “Konsul Skeleton, penasehatku. Apa pendapatmu?”

Konsul Skeleleton yang sedang memangku tengkorak kepalanya sambil mencari kutu, buru-buru memasang kembali ke lehernya, memutarnya hingga menghadap ke raja. “Skull tidak akan menemukan The Soul jika tidak di dampingi seorang Dremcather. Hanya makhluk tak berwajah spesies langka itu yang tahu dimana letak The Soul itu berada. Mereka ‘kan terkenal suka ngintip.”

“Panggil Dreamcatcher kemari!”

“Siaaap!”

Bagai ngacir, tulang belulang Konsul Skeleton terbang dan menghilang sambil meninggalkan bunyi petasan cabe yang meletus. Gak pake lama, ia pun sampai di Kastil Nightmare, mendapati si makhluk tak punya muka bernama Dreamcatcher, yang sedang asyik bermain catur bersama Jin Sumbing yang lagi depresi berat.

"Skak mat!" serunya penuh kemenangan. Sudah sepuluh abad ia menang telak. Muka si Jin sudah seperti adonan tepung pisang goreng. "Udahlah broh, nyerah aja. Lo gak bakalan sanggup ngalahin gue."

Si Jin hendak menjawab,'Kamu curang! Aku kamu tipu terus!' Tapi berhubung sumbing, maka yang terdengar adalah,"Hamu huhang! Hahu hamu hiphhu hehus!"

Tiba-tiba...PLOP! Konsul Skeleton muncul. Seperti biasa, tengkoraknya berputar sampai 180 derajat dan buru-buru ia memutarnya agar mukanya menghadap ke depan. Suara kentut petasan cabe meletup membuat Dreamcatcher cekikikan.

"Yang Mulia King Skeleton Await memanggil Dreamcatcher! Urusan bermain catur harap dihentikan!"

"Eh, sabar mas, sabar. Lagi seru-serunya, nih," protes Dreamcatcher kesal.

"Udah, deh. Sebelum raja marah terus memotong semua jatah kemenyan lo sekeluarga. Ayo buruan ke istana!"

"Hadeh!" gerutu Dreamcatcher lalu beranjak berdiri. "Kapan nih, sekarang?"

"Ya iyalah! Mo nunggu lu punya muka?" sembur si penasihat tidak sabaran, kemudian ia memutar tengkoraknya dan kali ini...PREEEEEETTTTT! Sosoknya pun lenyap bersama Dreamcatcher.

****

Di Istana, Skull Awaits manyun tatkala Dreamcatcher datang. Ini setan kenapa mesti dibutuhin segala sih, pikirnya sebal.

"Anakku sayang," bujuk King Skeleton sambil membelai pipi tulang berbedak milik Skull. "Ayah memanggil Dreamcatcher kesini untuk membantumu menemukan The Soul."

Skull manyun. Lalu melirik ke Dreamcatcher. "Apa liat-liat? Nih cermin, muka lo gak ada, tau!"

Dreamcatcher terkesima. Waduh, jutek juga ini cewek, pikirnya. Ia lalu menjawab, "Permisi tuan putri. Perkenalkan saya Dreamcatcher." Ia lalu mengulurkan tangannya yang berbulu kriting dan pirang.

"Huh!" Skull tak sudi berkenalan sama laki-laki yang selama ini selalu menjahilinya di dalam mimpi. Ia membuang muka sampai kepala melayang dan nancap di pohon kaktus. Garda Rangka langsung melesat mengambil kembali kepala Skull, dan memasangnya di leher gadis itu. Skull menoleh ke Babenya. "Be, Dreamcatcher tuh ada satu provinsi banyaknya. Napa yang genit ini yang Babe suruh nemenin aku? Nanti kalo aku dicoleknya, gimana?"

Mendengar itu Dreamcatcher malah siul-siul sambil menggoyang-goyangkan kepalanya. King Skeleton kemudian menjawab, "Tapi dia ini yang paling jenius, sayang.”

"Yup, benar sekali, tuan putri yang cantik," kata Dreamcatcher bangga. Skull makin keki dibuatnya. Mau tak mau ia pun terpaksa mau.

Malam itu juga, Skull sungkeman sama Babenya demi mendapatkan The Soul. Dan ketika Dreamcatcher ingin ikutan sungkeman, Skull langsung menarik jubah cowok itu untuk menjauh. "Denger ya, setan tak berwajah. Sekalipun Babe ngizinin lo ikut, bukan berarti lo bakal bisa masuk istana. Biar lo tau aja ya, cuma Mumi Edelbrand yang terbaik. Gagah, tampan, dan banyak duitnya..ckckck..." Skull mesem-mesem membayangkan wajah cowok yang dicintainya tersebut, sampai ga sadar kalau jari-jari kakinya ketinggalan di belakangnya.

Dreamcatcher lalu mencibir. "Yee, masih mending guelah. Gue punya kastil sendiri, megah lagi. Satu lagi, gue bisa wujudin semua mimpi dan tau semua rahasia. Siapa tu gebetan lo namanya, Edel... Odol..."

Skull mendelik,"Edelbrand! Jangan sembarangan lo ngatain cowok gue Odol! Lo tu Dodol!"

“Pokoknya kerenan gue!”

Skull tak perduli apapun yang dikatakan Dreamcacher. Baginya yang terpenting adalah menemukan The Soul hingga ia bisa bersatu kembali dengan Mumi kesayangannya. Tetapi entah karena kesal atau marah, Dreamcatcher melangkah sangat cepat, hingga Skull ketinggalan di belakang. "Hei! Pelan dikit dong jalannya!" teriak Skull seraya memunguti tulang-tulang dengkulnya yang berlepasan satu persatu, lalu memasangnya kembali. Saat yang sama, beberapa bayangan muncul di sekitar Skull, membuat gadis itu menjerit histeris. Tulang belulangnya pada mencar ketakutan.

Dari arah berlawanan muncul lusinan bola api yang langsung menyambar mereka. Skull menjerit cantik sambil menempelkan kedua telapak tangannya ke pipinya yang kopong. Api-api itu ternyata tidak meledak mengenainya, melainkan berubah bentuk menjadi makhluk-makhluk gosong, membuat Dreamcatcher teringat sate jenglot yang kehangusan.

“Sial! Coyote Gosong! Musuh bebuyutan spesies Skeleton!” teriak Skull ketakutan. Konon, kelompok mafioso Coyote Gosong paling suka makan sop tulang dari kerajaan Skeleton. Pastilah mereka mengincar dirinya. Iihh... seeyeeemmm...

Makhluk-makhluk itu kompak menyerang. Namun Dreamcatcher berkelit sambil balas menyerang dengan jurus-jurus mimpi buruknya. Sial baginya, tanpa sengaja lengannya menampik kepala Skull yang masih menjerit-jerit hingga menggelinding lepas. "Uppss! Sorry!" Dreamcatcher nyengir.

"Dasar idiot!" semprot Skull emosi.

"Ha ha ha!" makhluk-makhluk itu tertawa terbahak-bahak.

Dreamcatcher sigap mengambil kepala yang masih memaki-maki itu lalu mengembalikan kepada empunya. Ia lalu membuat ilusi dan dari tangannya keluar kegelapan yang kemudian menggulung makhluk-makhluk itu, menjepitnya seperti sosis lalu kemudian ia mengikatnya erat-erat dan memakannya dengan lahap. "Wuenak tenaaann! Nah, putri, semuanya amat. Kau selamat.”

Skull yang terkesima melihat aksi Dreamcatcher sekarang hanya bisa terpana. Nih, cowok meski mukanya kagak jelas tapi lumayan keren juga,pikirnya. Dan … tiba-tiba saja keduanya saling bertatapan mata.

"Oke. Di sinilah The Soul berada," kata Dreamcatcher sambil benerin poni. Tampak di hadapan sana sebuah bentuk mirip gerbang lengkung muncul dipenuhi kabut serta bayangan-bayangan putih. Di dalam gerbang itulah The Soul. Bentuknya seperti hati. Tetapi, entah mengapa Skull hanya terdiam. Bahkan sepanjang perjalanan pulang, Skull tidak banyak bicara. Dreamcatcher merasa bersalah. Ia berpikir, mungkin saat menebas kepala Skull tadi, otak gadis itu bergeser. Tapi apa Skull punya otak, ya?

Di istana, Raja Skeleton pun bingung melihat anaknya berdiam diri di kamar. Ia memanggil Dreamcatcher dan marah-marah. "Kau memperkosa anakku ya, makanya dia diam saja? Jangan-jangan dia sudah hamil sekarang!"

“Hadeh, Om. Nyolek Skull aja aye gak berani. Giginya tajam, Om!” ucap Dreamcatcher manyun. “Dan lagi…uhm..anu..anu…”

“Anu-anu apa?”

Belum sempat Dreamcatcher menjawab, tiba-tiba Skull keluar dan menemui Babenya. “Be… aku gak jadi memakai The Soul.”

“Loh, kenapa?”

“Hm… anu.. anu…”

“Hei! Kalian berdua ini! Dari tadi anu…anu! Kalian kenapa sih?”

Dreamcatcher melirik Skull, sementara Skull malu-malu menatap cowok tanpa wajah itu. Rupanya, perjalanan dalam mencari The Soul membuat mereka menemukan The Love. ^_^ <3 :v

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar